Bayangan
Anisa Azzuhrup
Ada suatu tempat yang menyimpang realitas
Membayang, akan hampa tanpa batas
Apa yang terpendam, akan semakin bernilai,
hanya karena sebuah dimensi,
yang menyediakan ruang, membuatku mengenang
Terlalu banyak ekspetasi yang telah kukeluarkan,
entah bagaimana dengan sebuah kenyataan,
yang akan membawaku pada kekecewaan
Apa yang dipaksa bungkam, akan semakin menetas
Seperti, semakin lama sebuah perasaan digenggam,
semakin mudah pula perasaan itu hidup
Selalu ada ragu setiap harapan datang menyapa
Ia terus berkata dari hatiku,
“Aku ingin pulang,” katanya
Mungkin salahku
berharap lebih pada waktu singkat yang kau beri,
di mana sementara itu, cukup membuatku bahagia.
Dimensi itu selalu datang di saat sendiri,
membunuh diriku saat sepi.
Mati. . . terbunuh halusinasi. . .
siapkah?